Friday, August 17, 2007

Zaman uda maju, koq masih ada juga...




Pagi kemarin aku ama temen-temen seumuran ngobrol ngalor-ngidul di Balai Banjar. Ya, persiapan untuk odalan. Sekarang giliran banjarku dapat meng-handle segala tetek bengeknya upacara nanti. Mulai dari buat penjor sampai nyembelih bebek. Ngomong kesana-kemari, akhirnya sampai perbincaraan tentang bulan. Aneh bin ajaib ada beberapa temen bahkan sekitar 70% temenku yang hadir waktu itu mempunyai teori konspirasi yang turun-temurun dari engkongnya. Hahaha... mereka menggangap bahwa genderang peninggalan zaman batu di Pura Pejeng itu adalah bulan yang jatuh dari langit. Menurut teori mereka nieh bahwa bulan itu dulunya ada 2. Kemudian jatuh satu yang tepatnya di Pejeng. Mau tertawa, salah. Ngasih tahu mereka, mereka justru ngeyel mempertahankan argumennya. Memang cukup tragis, tapi aku biarkan saja toh menurut hukum Einsten kebenaran itu dpegang oleh suara terbanyak walaupun itu secara de facto salah. Kalau Neil Amstrong mendengar ini, bisa dibayangkan gimana tertawanya Neil Amstrong. Padahal kami dulu sama-sama tamat satu SMA yang sama, kagak ngerti atau gimana waktu dijelaskan tentang Jagat Raya. Dizaman sekarang uda ada televisi yang sering menayangkan film dokumenter, ga usah jauh-jauhlah ngomongin internet dulu. Ternyata didesaku ada juga manusia zaman batu hahahaha, jangan-jangan sarkofagus di Pejeng dianggap juga pecahan planet Jupiter.

Karena pas waktu kemerdekaan RI, mereka juga semua pada salah konsep tentang arti sebuah kemerdekaan, mereka mengganggap merdeka itu berarti menang (sama seperti pertandingan sepak bola 1-0 gitu dech). Padahal arti sebenarnya kemerdekaan itu adalah bebas menentukan nasib sendiri, bebas menunjukan jati diri kita, bebas mengelola apa yang kita miliki, bebas dari keterikatan, pokoknya bebas lepas tanpa ada ikut campur tangan asing dalam mengelola negeri ini dan banyak lagi pengertian yang lebih luas. Mungkin yang baca tulisan ini juga beranggapan sama seperti temen saya itu ya?. Ckckckckc