Wednesday, August 22, 2007

Rabu, 22 Agustus 2007

Huaaaaheem, bangun pukul 6.30 serasa ngantuk masih membayangi habis bergadang malemnya nonton film padahal hari rahinan di rumah. Bergegas saya berpakain adat madya untuk ke Pura Desa. Pukul 7.30  kulkul Banjar berbunyi, nunggu 15 menit baru berangkat dari rumah menuju Pura Desa Blahkiuh. Sampai di Pura Desa kami krama Banjar “nyurud banten”  yang tidak diperlukan lagi untuk upacara selanjutnya.   Semua banten diangkut  ke pickup untuk dibawa ke Bale banjar. Bau daging banten sangat menyengat sekali, karena diguyur hujan terus-menerus jadi busuk deh..., sate juga pada jamuran semua. Diperlukan 3 mobil pickup unuk mengangkut banten tersebut. Sampai di Banjar semua aksesoris penyusun banten dibongkar dan pilah-pilah sesuai jenis dan bahan kimia yang kandungnya. Kemudian sesuai dengan kesepakatan krama banjar surudan tersebut dilelang. Saya sih diam diam saja, ga ngerti apa yang diomongin tetua. Memeng sering terjadi mismatch sama tetua kalau ngobrol, perbedaan yang cukup drastis kalau ngomongin komputer di depan mereka. Maklum sendirian disini dari generasi muda. Pukul 10.30 pulang kerumah bantuin Ibu dirumah untuk ngunggahin banten di merajan, maklum hanya Ibu saja satu-satunya cewek di keluarga saya, jadi mengambil kerjaan cewek sudah biasa bagi saya. Sambil menunggu Pemangku Pande datang yang kebetulan juga kakek saya sendiri (Ayahnya Ibu), saya menonton TV diruang tamu. Pukul 12.30 mendapat SMS dari Setiabuana nanya tentang bagaimana cara mengubah format tanggal pada component DTPicker. Pukul 1.30 dapat SMS dari Ariasih yang katanya Gung Dewi cerai yang katanya akibat Gung Dewi selingkuh. Setelah diconfirm ke Cecep cerainya Gung Dewi bukan karena perselingkuhan tapi karena KDRT, mungkin efek dari pacaran singkat kali ya?, asal tahu aja Gung Dewi menikah kurang lebih setelah 1 bulan pacaran. Kata Cecep, Gung Dewi juga sering mampir ke kios roti bakarnya, dan sekarang Gung Dewi katanya buka counter HP di daerah Kapal. Pukul 3.15 mencetak foto di komputer. Pukul 4.00 mengantar kakek ke Pura katanya beliau mau ngayah sama pemangku-pemangku lainnya. Pukul 7.00 saya berpakaian ke Pura untuk sembahyang tapi terlebih dahulu sembahyang dirumah, karena hari ini rahinan. Sampai di Pura saya sembahyang dan segera menempati kotak dana punia menggantikan tugas Bapak Sudiksa yang seharusnya ini tugas muda-mudi. Ya tahu sendiri muda-mudi sekarang ga sama seperti muda-mudi 5 tahun yang lalu, sangkep pun hanya beberapa yang hadir, perkembangan zaman kali ya?, semua pada bekerja jauh, kuliah jauh, jadi kesulitan meng-handle-nya.  Pukul 9 malem saya pulang dari Pura kemudian mengetik blog ini di komputer dekstop untuk segera dikirim ke Blogspot. Dengan membuat catatan hidup, hidup serasa panjang lho. Siapa tahu nanti ada kasus menimpa saya, catatan harian ini bisa sebagai alibi.