Friday, August 31, 2007

Jumat, 31 Agustus 2007

Belajar PHP dan males millis di detikinet. Sorenya ada tamu ntah darimana yang kata Bapak tamu tersebut saudara. Yang menarik flat mobilnya itu lo. DK 1305 CE (
BOS).
Sorenya sekitar jam 6 berangkat ke kampus sama Ngurah Rai.

Thursday, August 30, 2007

Kamis, 30 Agustus 2007

Waduh, pagi-pagi uda ke Banjarsayan. Sepulang dari sana, aku menerima balasan email dari Anvie An authornya AnSAV. Sampai sore belajar PHP dirumah didepan kompu
ter terus, script PHP aku tidak terlalu bisa. Ya beginilah, santai ya santai terus, sibuk ya sibuk terus, biasanya job atau kegiatan berbarengan semua datangnya
. Cuapek dech. Met malem dunia. Zzzz

Wednesday, August 29, 2007

Rabu, 29 Agustus 2007

Paginya ditelpon sama Pak Oka, mau minta kunci labnya. Berangkat dari rumah pukul 8.30. Setelah balikin kunci kemudian ngenet sampai sore di kampus sama Alit. I
ssa juga minta bantuin buat perbaiki TAnya, tapi maaf, saya betul-betul kesulitan kalau mau memperbaiki syntax yang bukan saya buat dari nol. Gung Bayu juga sem
pat minta didownloadin gambar tanaman obat. Pulang pukul 6. Dirumah dibuatin kue sama ibu, :)

Tuesday, August 28, 2007

Selasa, 28 Agustus 2007

Maen CZ dari pagi, kemudian mencari-cari foto tetua di berbagai arsip untuk diupload nanti sore. Jemput Bapak jam 4. Jam setengah 6 kerumah Ngurah Rai di Sedang
. Kemudian sekitar jam 6 berangkat ke kampus. Ngobrak abrik friendster. Beli makanan di kantin ketemu ama Aan, Metha, dan Weda. Pulang dari kampus jam 11.35

Monday, August 27, 2007

Senin, 27 Agustus 2007

Paginya langsung bangun, ambil obeng dan tak bongkar monitornya. Bingung juga waktu mau perbaiki, lumayan jauh beda dengan TV komponen penyusunnya. Kemudian say
a bersihkan debu-debu yang menempel, solder ulang tancapan timah yang longgar. Ga tahu persisnya yang rusak. Kemudian saya pasang lagi tutupnya. Tak tes sekaran
g, dipake main CZ ama adik selama 2 jam tidak menunjukkan kerusakan lagi. Lumayan berhasil namanya. Heurekaa

Sunday, August 26, 2007

Minggu, 26 Agustus 2007

Hari ini bangun pukul 8, nganterin Bapak ke Banjar Sayan. Setelah itu membuat mal tulisan ST. DTK. BR. TENGAH. Pada saat membuat mal datang Mangkenya mengajak untuk segera membawa kursi ke Bale Banjar. Ada 100 kursi yang dibeli oleh muda –mudi. Setelah membeli cat pilox diton seharga 2 x @ 14.000 di TOKO SEMADHI kamipun menandai kursi-kursi tersebut. Kas Sekaa Teruna keluar buat beli :

Sate 2 x @ Rp. 5.000 = Rp. 10.000

Fruit Tea 6 x @ Rp. 1.500 = Rp. 9.000

Rujak 9 x @ Rp. 1.000 = Rp. 9.000

Kemudian beli bet pingpong di toko semadhi 2 x 27.500 dan 1 pak bola pinpong Rp. 16.000, setelah selasai mengecat kursi saya pergi ke Beringkit, iseng aja jalan-jalan, uda bosan dengan mall di kota kali ya, sekarang ke mall beringkit hahahaha. Beli baju 2 Rp. 65.000, kebetulan lihat jas hitam di lantai paling atas, beli satu seharga 80.000 tapi ditawar cuma dapat 75.000 hehehe ga pandai nawar sich. Turun kebawah kemudian beli pisang goreng Rp. 5.000, dan bakso 2x3.500. Habis itu pulang, bersih-bersih kamar dan lemari. Wah.. kedua lemari sudah penuh sesak dengan baju, tapi sebagian besar baju males pake, sukanya make yang itu-itu saja. Ntar juga mau disumbangin kalau kampus ngadain kegiatan lagi, baju yang warnanya sudah emboss, baju-baju yang dibeli 4 atau 5 tahun yang lalu. Nyapu di kamar tamu kemudian ngecat tiang penyangga antena parabolanya yang sudah berkarat make sisa ngecat kursi tadi. Jemput Bapak jam 4. Habis itu nonton TV, lihat Aming, Andien dan Dian Sastro di wisuda. Mandi pukul 8, wiiih dingin banget air showernya, tumben dingin begini, jangan-jangan efek pemananasan global, gas air panasnya habis lagi. Lupa minta duit untuk recharge gasnya. Malemnya nyalain komputer, duuuh monitornya masih terbelah seperti kayak kemarin tampilannya. Besok rencananya monitor tersebut mau saya bongkar.

 

Saturday, August 25, 2007

Sabtu, 25 Agustus 2007

Hari ini hari Sabtu, saya membukakan mata pukul 6:00, tapi gulang-guling ditempat tidur sampai jam 7:00, wah.. hari ini ada pertemuan Open Source di kampus. Berangkat dech dari rumah pukul 08:05. Sampai di kampus pukul 8:46, saya parkirkan kendaraan disamping ruang senat. Langsung saja saya ke lab jaringan, hehehe lab jaringan masih kayak kapal pecah monitor berserakan dimana-mana. Tidak beberapa lama Alit datang, kemudian Rai juga menyusul membawa CD slaxware 12. Pas waktu itu anak-anak open source yang lain juga datang, bingung mau ngasi apa dan harus mulai dari mana. Ya terpaksa install slaxware 12 aja dulu, sambil nyoba install game yang didownload tadi malam. Pas nyalain YM, eh Jady katanya Fsnya di hack, dia chat pake account Dharma. Permasalahan Fsnya itu tiap buka halaman utama profil selalu buka ke page lain. Ternyata masalahnya ada pada comment flash yang ada script yang mengarah ke web lain. Saya delete saja comment di FS itu melalui Opera yang kebetulan belum dipasangi plugin Flash Player. Waktu itu Beli Herman, Bayu, Yohanes juga hadir disana. Rai juga asik dengan laptop barunya yang spec-nya nyakcak habis. Menit-menit terakhir mau pulang, dapat SMS dari adik di rumah katanya monitor komputer dekstop dirumah rusak. Pulang dech, dijalan juga beli bensin sama bakso di Supra Dinasty campur lontong, maklum laper banget. Sampai dirumah ternyata bener layarnya hanya setengahnya saja tampil, duh jadi kesulitan nieh, meraba-raba dech jadinya. Setelah lama meraba-raba ngaktifin remote dekstop, akhirnya bisa juga me-remote komputer tersebut dari laptop. Ya akhirnya bisa juga nyetak fotonya dengan Utilty Remote Dekstop Connection. Malemnya nonton extravaganza. Temen-temen yang lain pasti sedang asyik ng-date kali ya, malam minggu. But me…. Di monitoring terus, kapan dewasanya sich tu ortu, parno banget, apapun dikasi (manjat, bertapa, mendaki, membunuh) kecuali pacaran. Katanya harus punya usaha tetap dan rumah pribadi baru boleh, ups syarat yang lumayan berat. Kalo nunggu itu sampai kapan???? Membangun rumah ga bisa langung total, apalagi di Bali. Membangun rumah banyak tetek bengeknya, ada Bale Daja, Bale Adat, dan apalah artinya, yang menurut saya itu kesalahan leluhur zaman dulu yang punya konsep bentuk rumah kayak gitu. Ga mikir apa tanah makin sempit, katanya adat Bali flexible.     

Friday, August 24, 2007

Jumat, 24 Agustus 2007

Bangun pukul 8.00 cuapek banget habis bergadang malemnya mekemit di pura. Siangnya disuruh Ibu untuk "nyurud pengangge". Kemudian pukul 4 berangkat ke kampus menanyakan ke pak Oka tentang pemakaian lab jaringan untuk kegiatan besok. Di kampus saya download game untuk Linux, edit FS. Kemudian pulang.

Thursday, August 23, 2007

Kamis, 23 Agustus 2007

Bangun pukul 7.00, langsung berangkat ke Bale Banjar setelah berpakaian adat. Sampai di Bale Banjar disuruh beli ayam seberat 2 kg sebanyak 6 ekor. Belinya diru
mah mek Lalis seharga totalnya Rp. 140.000. Takut juga sich sama Virus Flu Burung. Di Bale Banjar ayam-ayam itu dipotong, yang dikemudian dibersihkan di selokan
, jijik juga. Kemudian melilit sate, buat kuwungan.Disuruh beli bunga ratna dan teratai oleh PKKnya. Saya sama Mang Ableh berangkat. Akhirnya dapat juga bunga r
atna di Gerih. Bingung juga nyari bunga teratai, karena semua kolam kering ada juga kolam yang biasanya ada bunga di upgrade jadi kolam renang. Dapat juga bunga
teratai akhirnya di Pura Luhur Giri Kusuma. Jam 12.45 saya pulang kemudian digantikan sama Ibu untuk ngayah. Pukul 10.30 malam berangkat ke Pura untuk "mekemit
". Sampai di Pura, saya lihat temen-temen dan tetua yang duluan disana "meceki" pakai taruhan. Aneh emang umat Hindu di Bali, masak di Pura berjudi.

Apa kata dunia !!.

Ga tahu ya mereka isi Bhagawadgita yang menceritakan pada saat Korawa sama Pandawa bermain gundu.Apa efeknya.?

Wednesday, August 22, 2007

Rabu, 22 Agustus 2007

Huaaaaheem, bangun pukul 6.30 serasa ngantuk masih membayangi habis bergadang malemnya nonton film padahal hari rahinan di rumah. Bergegas saya berpakain adat madya untuk ke Pura Desa. Pukul 7.30  kulkul Banjar berbunyi, nunggu 15 menit baru berangkat dari rumah menuju Pura Desa Blahkiuh. Sampai di Pura Desa kami krama Banjar “nyurud banten”  yang tidak diperlukan lagi untuk upacara selanjutnya.   Semua banten diangkut  ke pickup untuk dibawa ke Bale banjar. Bau daging banten sangat menyengat sekali, karena diguyur hujan terus-menerus jadi busuk deh..., sate juga pada jamuran semua. Diperlukan 3 mobil pickup unuk mengangkut banten tersebut. Sampai di Banjar semua aksesoris penyusun banten dibongkar dan pilah-pilah sesuai jenis dan bahan kimia yang kandungnya. Kemudian sesuai dengan kesepakatan krama banjar surudan tersebut dilelang. Saya sih diam diam saja, ga ngerti apa yang diomongin tetua. Memeng sering terjadi mismatch sama tetua kalau ngobrol, perbedaan yang cukup drastis kalau ngomongin komputer di depan mereka. Maklum sendirian disini dari generasi muda. Pukul 10.30 pulang kerumah bantuin Ibu dirumah untuk ngunggahin banten di merajan, maklum hanya Ibu saja satu-satunya cewek di keluarga saya, jadi mengambil kerjaan cewek sudah biasa bagi saya. Sambil menunggu Pemangku Pande datang yang kebetulan juga kakek saya sendiri (Ayahnya Ibu), saya menonton TV diruang tamu. Pukul 12.30 mendapat SMS dari Setiabuana nanya tentang bagaimana cara mengubah format tanggal pada component DTPicker. Pukul 1.30 dapat SMS dari Ariasih yang katanya Gung Dewi cerai yang katanya akibat Gung Dewi selingkuh. Setelah diconfirm ke Cecep cerainya Gung Dewi bukan karena perselingkuhan tapi karena KDRT, mungkin efek dari pacaran singkat kali ya?, asal tahu aja Gung Dewi menikah kurang lebih setelah 1 bulan pacaran. Kata Cecep, Gung Dewi juga sering mampir ke kios roti bakarnya, dan sekarang Gung Dewi katanya buka counter HP di daerah Kapal. Pukul 3.15 mencetak foto di komputer. Pukul 4.00 mengantar kakek ke Pura katanya beliau mau ngayah sama pemangku-pemangku lainnya. Pukul 7.00 saya berpakaian ke Pura untuk sembahyang tapi terlebih dahulu sembahyang dirumah, karena hari ini rahinan. Sampai di Pura saya sembahyang dan segera menempati kotak dana punia menggantikan tugas Bapak Sudiksa yang seharusnya ini tugas muda-mudi. Ya tahu sendiri muda-mudi sekarang ga sama seperti muda-mudi 5 tahun yang lalu, sangkep pun hanya beberapa yang hadir, perkembangan zaman kali ya?, semua pada bekerja jauh, kuliah jauh, jadi kesulitan meng-handle-nya.  Pukul 9 malem saya pulang dari Pura kemudian mengetik blog ini di komputer dekstop untuk segera dikirim ke Blogspot. Dengan membuat catatan hidup, hidup serasa panjang lho. Siapa tahu nanti ada kasus menimpa saya, catatan harian ini bisa sebagai alibi.

Tuesday, August 21, 2007

Selasa, 21 Agustus 2007

Pulang dari "mekemit" jam 2.30 pagi. Dirumah sunyi senyap semua pada tidur. Untung pintu dibukakan sama Ibu yang mendengar suara motor saya. Sampai dirumah, lan
gsung melanjutkan tidur. Pukul 7 pagi dibangunkan sama Ibu, wah ke Bale Banjar lagi dech!. Sampai di luar kamar sudah banyak saudara-saudara yang bantuin bikin
sate untuk rahinan besok. Sampai di Bale Banjar, disuruh membuat atau menghias "jerimpen sate" oleh Kelihan Adat. Hujan gerimis tidak henti-hentinya turun dari
jam 12 tadi malam. Pukul 8 pagi kami mengangkut semua "banten" ke Pura dengan Pickup. Semua krama ke Pura, tapi ada juga sebagian yang memasak di Bale Banjar. S
ampai di pura saya sama Gosde memasang tape wireless sama amplifier. Tetapi karena ada kornsleting pada kabel yang menghubungkan tape wireless dengan ampli, heh
ehe... amplifiernya keluar asap. Padahal amplifier minjam di Kantor Camat, terpaksa ngambil amplifier di Bale Banjar. Setelah selesai "ngemejiang Bhatara" dan m
ecaru, kami diperkenankan pulang. Sampai dirumah saya makan dan merubah pakaian dari Adat Madya Mode menjadi Ke Pura Mode. Jam 12 siang mendak Ratu Peranda dari
Giriya Samping, Abiansemal. Setelah selesai "nedunin Bhatara" kami "mepamit" sambil diperintahkan sama Kelihan, untuk mencari anggota Sekeha Teruna 2 orang yan
g ditugaskan menjaga kotak dana punia. Kebetulan saja dapat Arik sama Ina untuk ditugaskan. Malemnya saya sama Gosde ke Pura nonton tari-tarian. Kemudian pulang
pukul 10.48, makan dan nonton film Mission Impossible sambil nunggu adik pulang dari kampus yang katanya jadi panitia ospek.

Senin, 20 Agustus 2007

Hari ini hari Senin, saya bangun pukul 4.30 pagi setelah dibangunkan 3 buah alarm berbagai jenis. Jam 5 langsung berangkat ke Bale Banjar. Sampai disana langsun
g dapat tugas buat sate "kuwungan", "asem" sama sate "bunga duren", entah apalagi namanya pokoknya semua terbuat dari daging. Kegiatan sangat padat mulai dari "
ngejot" ke Polsek, LPD, Kantor Camat, Pak Nanik, Mek Dira, sama ke rumah Bapak Kelihan. Terakhir disuruh "nanding aled ketengan". Setelah semua berakhir kami se
mua makan-makan (megibung). Pulang pukul 12.11, sampai dirumah capek dech. Makan kemudian baring-baringan nonton TV diruang tamu. Jam 3 sore bales millist teme
n-temen di detikinet. Ada juga yang minta kenalan dari Jakarta katanya saya aktif di millist. Malam nonton Heroes setelah pukul 8.30 berangkat ke Pura Desa, unt
uk "mekemit". Malamnya diskusi sama tetua mengenai masalah adat sambil "mekemit". Tapi saya menulis blog ini di Pura melalui HP kemudian dikirim melalui email v
ia GPRS ke Blogspot.

Monday, August 20, 2007

Minggu, 19 Agustus 2007

Tadi pagi sich bangunnya jam 5.30 tapi tidur lagi [kepupungan]. Kemudian jam 6.30 hehehe dibangunkan paksa ama Bapak disuruh "ngayah banjar" katanya kulkul suda
h bunyi, Bapak tidak bisa ngayah hari ini, karena sudah ada janji dengan temennya. Pas langsung ke Bale Banjar, ternyata masih sepi. Biar tidak dikatakan terlal
u rajin, saya pulang dulu nonton berita pagi. SMS Gosde tidak dibalas untuk confirm bunyi kulkulnya, jangan-jangan Bapak salah denger. Kemudian waktu nonton TV
dipanggil oleh Bapak katanya sudah banyak orang di Bale Banjar, berangkat deh.Tugas pertama waktu itu nyabutin bulu ayam, bersihin usus, dan organ lainnya. Buat
sate, lawar, nyari kain warna-warni. Kemudian "metanding caru". Caru apa namanya lupa, maklum yang hadir cuma saya, Tut De, Gosde, sama Gobler saja dari golong
an pemuda yang lain sudah pada orang alot semua. Bisa dibayangin kalau mereka sudah tiada, siapa yang bisa buat banten seperti ini?. Sekitar jam 10, kami yang
dari pemuda disuruh ke Pura oleh Bapak Kelihan Adat, untuk mengangkut banten. Di Pura tugas kami lumayan santai. Cuma disuruh bantuin tukang bantennya "ngunggah
ang banten". Waktu sempat juga beli roti yang ditraktir sama Tut De, ada juga temen yang cuci mata dengan anak SMA yang lagi nari, jarak Pura Desa dengan SMA sa
ngat dekat. Pulang dari Bale Banjar, langsung masang "pengangge" di sanggah untuk persiapan rahinan hari Rabu nanti sambil perbaiki dua antena VHF, UHF dan Para
bola yang korosi digeladak/loteng lantai 2 . Jam 4 sore mandiin kedua anjing Kintamaniku, Negro sama Macky. Malemnya bantuin kakek menyiapkan bumbu untuk sate n
anti. Pukul 23 main game Condition Zero melalui LAN sama adik sampai jam 2 pagi kemudian tidur. Harus bangun jam 5 pagi nantinya untuk "mebat" di Bale Banjar.

Sunday, August 19, 2007

Sabtu, 18 Agustus 2007

Hari ini tgl 18 Agustus 2007, saya bangun pukul 6.15 pagi, habis bergadang malemnya buat foto slide show untuk diupload di YouTube. Jam 8 saya berangkat ke kamp
us untuk menghadiri komunitas open source. Seharusnya kegiatan dimulai jam 9 tetapi ngaret 1 jam, ya apa boleh buat kegiatannya dimulai jam 10 deh. Sulit juga d
engan orang banyak. Hari ini seharusnya membuat distro berhubung uda saya prediksi sebelumnya yang hadir pasti sedikit, ya musim libur gitu, ada yang pulang kam
pung, ada yg males bangun. Materi dibawakan oleh Bli Gde Herman yang merupakan skripsinya dengan judul Cluster Server Berbasis Linux Virtual Machine. Ya saya ti
dak terlalu mengerti cara kerjanya yang diperagakan Bli Gde. Tapi prinsip dasarnya ngertilah. Suatu cara yang digunakan untuk membuat server cadangan seandainya
server utama down yang dibuat dalam lingkungan Linux. Setelah selesai sekitar jam 12.30, acara dibubarkan.Yang hadir dari angkatan 2004, Alit Mardangga, Purna
ma Yasa, dan Ngurah Rai walaupun datang telat. Acara dilangsungkan di lab. dasar yang waktu itu dijaga oleh Oka, Rai Rama Yasa. Setelah itu saya internetan di k
ampus sampai jam 3, sempat chat ama Jun, lalu pulang. Sampai dirumah setelah makan waktu dihabiskan dengan nonton TV sambil ngupas bawang untuk persiapan rahina
n. Banyak juga keluarga yang hadir untuk membantu. Jam 10.02 keluarga yang hadir pamitan pulang. Ya, nonton TV lagi dech ampe jam 2 pagi, sambil nulis blog ini
di laptop. Besok atau nantinya harus bangun pagi-pagi "ngayang banjar". Kemudian saya klik tombol POST, dan Ooaaahemmm. Zzzzz

Friday, August 17, 2007

Zaman uda maju, koq masih ada juga...




Pagi kemarin aku ama temen-temen seumuran ngobrol ngalor-ngidul di Balai Banjar. Ya, persiapan untuk odalan. Sekarang giliran banjarku dapat meng-handle segala tetek bengeknya upacara nanti. Mulai dari buat penjor sampai nyembelih bebek. Ngomong kesana-kemari, akhirnya sampai perbincaraan tentang bulan. Aneh bin ajaib ada beberapa temen bahkan sekitar 70% temenku yang hadir waktu itu mempunyai teori konspirasi yang turun-temurun dari engkongnya. Hahaha... mereka menggangap bahwa genderang peninggalan zaman batu di Pura Pejeng itu adalah bulan yang jatuh dari langit. Menurut teori mereka nieh bahwa bulan itu dulunya ada 2. Kemudian jatuh satu yang tepatnya di Pejeng. Mau tertawa, salah. Ngasih tahu mereka, mereka justru ngeyel mempertahankan argumennya. Memang cukup tragis, tapi aku biarkan saja toh menurut hukum Einsten kebenaran itu dpegang oleh suara terbanyak walaupun itu secara de facto salah. Kalau Neil Amstrong mendengar ini, bisa dibayangkan gimana tertawanya Neil Amstrong. Padahal kami dulu sama-sama tamat satu SMA yang sama, kagak ngerti atau gimana waktu dijelaskan tentang Jagat Raya. Dizaman sekarang uda ada televisi yang sering menayangkan film dokumenter, ga usah jauh-jauhlah ngomongin internet dulu. Ternyata didesaku ada juga manusia zaman batu hahahaha, jangan-jangan sarkofagus di Pejeng dianggap juga pecahan planet Jupiter.

Karena pas waktu kemerdekaan RI, mereka juga semua pada salah konsep tentang arti sebuah kemerdekaan, mereka mengganggap merdeka itu berarti menang (sama seperti pertandingan sepak bola 1-0 gitu dech). Padahal arti sebenarnya kemerdekaan itu adalah bebas menentukan nasib sendiri, bebas menunjukan jati diri kita, bebas mengelola apa yang kita miliki, bebas dari keterikatan, pokoknya bebas lepas tanpa ada ikut campur tangan asing dalam mengelola negeri ini dan banyak lagi pengertian yang lebih luas. Mungkin yang baca tulisan ini juga beranggapan sama seperti temen saya itu ya?. Ckckckckc

Thursday, August 16, 2007

Top the Agung Mountain

Liburan Idul Fitri 1427 Hijriyah lalu, pasti aku akan suntuk banget dirumah. Aku ingin keluar rumah pada saat liburan itu, menghindari teman-teman didesaku, temen adekku yang tahu kalo aku liburan, pasti buanyak banget dirumah tanya inilah-itulah, cara chat melalui handphone, kirim email melalui handphone, kena virus lah, cuaapek banget kalo libur, lebih capek dari kuliah. Setelah selesai kutangani paling cuma ucapan terima kasih, aku ampe begadang jam 4 pagi, Aku tidur dalam 1 hari itu hanya 5 jam aja !.

Nah pas waktu itu ada kakak kelasku yang nawarin untuk mendaki Gunung Batukaru di Tabanan, setelah hari H, acara mendadak berubah karena di Gunung Batukaru ada upacara, orang umum ga boleh masuk kecuali orang yang mau sembahyang. Kemudian acara dialihkan ke Gunung Agung, Acara waktu itu diikuti oleh Aku,3 kakak kelasku (Sari, Kadek Maha, ama Komang) dan 16 siswa/siswa SMA Negeri Petang (walaupun aku bukan alumnus sana) dan Pak Karsana (Pembina PMR sana yang kebetulan aku kenal baik). Aku berpikir Gunung Agung ?! (walaupun hampir semua gunung di Bali uda pernah kudaki kecuali Gunung yang satu ini) . Perlengkapan yang kupersiapkan hanya cukup untuk Gunung Batukaru. Ya apa bleh buat pasrahkan saja, aku hanya bawa 1 sleeping bag, 1 tikar spon lipat, 2 botol air mineral 1.5 liter, 4 pop mie, roti, dan snack, handphone, pisau multifungsi, senter, ama tenda, baju hangat, selendang, canang sari, perlengkapan yang cukup minim untuk mendaki gunung tertinggi di Bali dan tertinngi ke 8 di Indonesia (3142 m dari permukaan laut), !

Pagi itu aku berangkat jam 9 teng ! dari tempat kumpul pertama di SMA Negeri 1 Abiansemal. Perjalanan ga terasa uda sampe di Pura Besakih. Aku parkirkan kendaraan dan kami minta izin ama Polisi Hutan disana, sembahnyang dulu di Penataran Agung sebelum naik ke puncak. Kami pun mulai ke puncak aku kira hanya aku yang minim bawa perlengkapan temen-temen lain juga gitu !.

Pukul 10.15 Di perjalanan pertama memang kami lalui dengan jalan setapak yang uda disedikan ama penduduk disana. 500 meter berlalu drajat kemiringan tanah yang kami lalui makin bertambah, jalan semakin sulit dan licin berdebu. Kanan-kiri ada tebing. Makin ke atas makin terjal dan extrem,

Pukul 19.45 Temen yang cewek-cewek minta istirahat penuh walupun di tiap perjalanan kita istirahat barang 1 menit. Tempat sulit nyari soalnya cuma ada jalan setapak kecil, dimana mau tidur !?. Terpaksa tidur berjajar di atas debu yang padat sekali, bisa dibanyangin kotornya pakaian kami,sayang aku ga bawa kamera, kamera digitalnya dipake bapak sih !. Temen yang cewek-cewek tidurnya di selokan-selokan biar hangat, sleeping bednya aku pinjamkan saja kasian mereka baru pertama kali mendaki, cewek lagi !. Tapi aku salut ama mereka masih bertahan di ketinggian 2758 m dari permukaan laut. Aku tidur diatas tikar spon, dengan tipe hotel berbintang banyak he he he..!.

Pukul 22.09 Suhu makin turun, kira-kira 9 drajat Celcius. Bisa dibayangkan air mineral setengah membeku. Ga disangka malam itu juga ada badai, angin bertiup kencang, pohon cemara bergoyang-goyang keras sekali.Sebagai bayangan kencangnya, tasku yang berisi 4 popmie bergeser !. Suhu makin dingin, tangan hampir beku, angin keras terpaksa aku tutup diriku dengan terpal, kaki saling disilangkan ama temen biar hangat.

Pukul 03.46 Perjalanan dilanjutkan dengan memakai senter, sampe diatasan dikit kami bertemu dengan pendaki lain, mereka itu tim mapala UNUD, kami minjam api unggunnya. Setelah sekitar 6 menit istirahat, perjalanan dilanjutkan kembali,kami melalui sebuah jalan yang berisi pasir saja, tiap melangkah kaki kita kayak diisap, cukup kesulitan juga melalui jalan ini. Udara semakin tipis, oksigen semakin melemah, tekanan udara sangat tinggi, jalan semakin terjal, kanan-kiri jurang yang dalam.

Pukul 06.00 Aku sampai di Base Cam, peristirahatan terakhir. Persediaan air menipis, napasku semakin pendek, terpaksa aku tidak melanjutkan, padahal puncak tinggal 100 meter lagi. Terpaksa aku istrahat sampe disana aja mengirit air dan disamping aku khawatir dengan diriku yang napasnya lebih parah dari orang asma. Tapi ada beberapa temenku yang mau melanjutkan, maklum meraka orang-orang gunung yang uda terbiasa dengan oksigen sedikit, mereka menitipkan tasnya ke aku !.Aku hanya nitip bunga edelweis (bunga cinta abadi hee.. hee... hee..) saja kalo mereka ke puncak. Aku sempet kaget juga di Basecam ini karena disampingku berdiri kera berukuran besar, tapi karena aku melihara monyet dirumah, mungkin karena kenal baunya, kera tersebut ga menyerang sama sekali. Aku kasi ketupat saja kera-kera tersebut, Kasian kera-kera itu hanya mengandalkan makanan dari pendaki !. Di ketinggian yang gersang itu kera-kera itu makan apa !. (Base Came = 3042 m dari permukaan laut). Pemandangan alamnya sungguh menakjubkan, kita akan tahu itulah kebesaran Tuhan, kalo dirumah aja kita ga akan tahu gimana karya Tuhan itu sesungguhnya.

Pukul 09.12 mereka datang dari puncak, mereka istirahat sebentar. Kemudian turun lagi, tapi yang paling parah ga setetes air pun tersisa !. Terpaksa untuk mengirit energi , aku turun kayak orang main ski air. Beberapa kali lenganku terbentur batu. Debu bertebangan !. Ampe di hutan pinus aku sendirian di tengah hutan, rombongan ada yang dibelakang ada juag yang didepan aku ditengah-tengah. Sempat bingung juga, jangan-jangan tersesat di tengah hutan seluas ini. Dihutan ini juga kakiku sempet terbetur kayu, terpeleset 16 kali, karena jalannya cuma kerikil dan debu, sendirian lagi karena ditinggal, dan ada juga yang masih jauh dibelakang, jadi ga ada yang bantu waktu turun ditempat yang extreem.

Pukul 11.30 Mulut uda mulai kering, air ga ada perut, pohon buah ga ada, lapar, jalan semakin melambat, penglihatan kayak setting image "Emboss", kepala kayak "Windows akan mau Di shutDown. Dipikiranku cuma ada es kelapa muda, itulah impianku biar langkahku cepet. Andaikan ada yang mengasi es kelapa waktu itu aku bayar Rp. 500.000 cash, tapi sayang ga da orang !. Alhasil waktu itu ketemu ama tim mapala Tabanan, mereka tahu yang aku mau yaitu air. Mereka mengasi minumannya sedikit akhirnya lega. Kayak Gurun Sahara kena hujan sekali. Aku berterima kasih kepada penolongku itu. Akhirnya langkah-langkah aku jalani, akhirnya sampe juga di pemukiman penduduk dan Pura Besakih. Yang kutuju pertama kali adalah impianku tadi "Es kelapa muda" aku beli beli nasi campur untuk ngisi perut kosong. Maunya sih mandi di sungai, tapi keburu sore akhirnya aku memutuskan pulang. Sudah kuduga, kata adikku pas aku mendaki banyak tamu datang kerumahku. Ampe dirumah kakiku kram, aku minta ibuku memijatnya, karang udah mendingan, walaupun kurus gini ampe juga di ketinggian 3042 m dari permukaan laut dengan menempuh perjalanan bolak-balik kurang lebih 10 km.

Camping (Short Story)

Back to Nature

Yang namanya kemah tak pernah kulewatkan di organisasi yang pernah kuikuti, terhitung banyak sekali, seruuuu !!!! banget tidur di alam, yang belum ngerasain rugi dech Tuhan nyiptain kita dan alam-alam sekitarnya, Pasti tiap kemah mempunyai kesan yang berbeda-beda, mulai dari kejadian yang aneh-aneh (mistis), apalagi pas jadi panitia, wuih.. tugasnya berat banget !, mulai dari buat surat ke koramil-polsek-kepala desa yang kita tinggalkan dan juga hal yang sama juga kita lakukan pada pada tempat tujuan kita camp, ngurus adik-adik, ngurus tamu pengunjung perkemahan yang rada-rada kebanyakan tamunya orang-orang ga bener, paling-paling tamu tersebut datang untuk gangguin adek kelas terutama cewek-ceweknya!, jadi aku mesti gimana, dihalusin dia tambah menjadi-jadi, dikerasin dia bisa berulah. Pusiiing kalo kemah sebagai status pramuka.

Lebih baik kemah dengan orang-orang yang berpengalaman, pernah juga aku kemah berangkat dari rumah cuma ber-enam, hebatnya lagi berangkat jam 3 sore ke G. batur, tahu sendiri kan jam berapa sampai dari Denpasar ditambah hujan yang lebat sekali, disana sampe jam 7 malam diatas puncak , Na... mau tidur dimana, terpaksa nyari kayu buat tiang tenda pake senter diatas puncak jam segitu, nebang pohon sembarangan. Lokasi ga tahu, terpaksa mendirikan tenda secara sembarang !, Lebih mirip manusia purba zaman Neoliticum yang pada masa nomaden menjelang bercocok tanam, :). Paginya ga disangka kami mendirikan tenda cuma 3 meter disamping jurang, baru kelihatan setelah pagi !. Coba kalo angin kencang malam itu, mungkin blog ini ga akan pernah ditulis. Perkenalkan teman-teman waktu itu yang ga punya kerjaan, ada Komang, Kadek Maha, Mas Cecep, Mas Devi Christian, Regen, and Me !!!, Go to Next Camping

Seandainya Bangsa Ini Tak Terjajah...

Dirgahayu Republik Indonesia ke 62. Ga terasa umur bangsa Indonesia sudah menginjak kepala enam,tapi negeri ini masih-masih begini saja. Moral bangsa sudah rusak, buang sampah sembarangan, ego extreem masing-masing kelompok atau individu, banjir di kota-kota besar, pengangguran, kriminalitas, kebenarsn yang diputarbalikkan citra yang buruk di dunia internasional, pelanggar peraturan, korupsi. Mungkin itu sebagian cerminan bangsa Indonesia saat ini. Apakah itu kesalahan penjajah?. Dimulai dari kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia kemudian diikuti Belanda dan negara-negara lainnya. Perlawanan terhadap penjajah di berbagai daerah saat itu sangat patriot, seperti Perang Puputan Badung di Bali yang pada saat itu Kerajaan Badung diserang dari Pantai Sanur yang lokasi Perang Puputan sekarang berdiri Pura Jagatnatha. Dengan ketidakpuasan Bangsa Belanda karena Indonesia diduduki oleh Jepang, maka Bangsa Belanda memberikan pendidikan bagi Bangsa Indonesia, oleh karena pendidikan itu melahirkan tokoh-tokoh nasional pemrakarsa Kemerdekaan Republik Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut menjadi melek akan suatu kebebasan. Sungguh besar jasa proklamator kita yang bisa mengubah pola pemerintahan dari sistem Kerajaan menjadi sebuah Republik. Tapi apakah kebebasan itu terasa sekarang?, tentu saja tidak. Bangsa kita masih terjajah oleh kemiskinan dan ketertinggalan dari negara tetangga yang mulai satu-persatu menyalip bangsa kita. Walapun penjajah telah pergi negeri ini, negeri ini masih memprihatinkan. Banjir masih menghantui warga Jakarta dan Kota lainnya tiap tahun, sedangkan pada saat kolonial Belanda menduduki Jakarta banjir tak pernah menyentuh kota tersebut. Seharusnya bangsa Indonesia belajar dari negara Belanda dan negara maju lainnya bagaimana memelihara sebuah negara, karena Indonesia sudah dipegang Belanda selama 350 tahun sedangkan kita baru 62 tahun, jangan munafiklah jadi bangsa. Bung Karno pun dulu banyak belajar dari luar seperti Rusia dan USA tentang cara membentuk sebuah negara, dan beliau kepikiran untuk membentuk negara republik setelah melihat paham Komunis dan Liberal. Kenapa Singapura dan Australia bisa maju walaupun pernah menjadi wilayah dudukan Kerajaan Inggris?, alasannnya simple saja, karena Singapura dan Australia masih terikat dengan Inggris, jadi kalo ada apa-apa tinggal minta solusi ke Kerajaan Inggris. Sedangkan Indonesia merangkak dan berdiri dengan tertatih-tatih walapun ada saudara tua yang sudah mau mengulurkan tangannya tapi ditepis dibilang ada maksud apa-apa dibalik uluran tangannya (ini diluar hutang RI). Seandainya bangsa ini tak terjajah ada kemungkinan beberapa hal yang terjadi saat ini, yaitu Balai Pustaka tidak ada, ITB tidak ada, IPTN tidak ada, PT. PAL tidak ada, UI tidak ada. Ir. Sukarno mungkin saja hanya sampai tamat SR, dan kemungkinan hal terbesar yang terjadi adalah kita akan masih dalam pola kerajaan regional yang terpecah-pecah dan mungkin Kanjeng Raden Mas Tumenggung ataupun Anak Agung masih kita sembah-sembah sampai sekarang.

Itu hanya opini saya saja, tidak ada maksud apa-apa dibalik itu..
MERDEKAAA...!!!!

Ingin Bangsa Maju, Manfaatkan Generasi Muda

Seneng juga mendenger waktu ada siswa Indonesia mendapatkan mendali emas saat Oliampide kemarin. Termasuk temen SMP saya dulu I Made Gunarsa waktu masih SMA, dia mendapatkan mendali perunggu bidang Bilogi di Rusia padahal bisa dibilang dia dari desa terpencil (hahahaha jangan tersinggung ya Gun dibilang desa terpencil). Tapi apa daya, mereka yang mengharumkan bangsa itu cuma dapat, yang masih SMP ditanggung pemerintah sampai SMA, yang SMA sampai S1. Salut juga untuk ITB yang beranai menanggung pendidikan salah satu pemenang mendali emas kemarin yang terhitung sebagai keluarga kurang mampu walaupun tidak ada perintah dari pemerintah atas secara langsung. Padahal kalo seandainya saya boleh ngusul nieh... Sekolahkan saja mereka sampai S3 kemudian rekrut langsung sebagai orang yang memegang pemerintahan ini. Bila perlu kasih mereka 1 milyar, masak infotaiment aja berani memberi ber- M M. Banyak hacker komputer yang kelas internasional yang terbengkalai nasibnya, padahal kalau mereka dimaanfaatkan bisa ikut andil membangun negeri ini. Bung Karno pun dulu memanfaakan generasi muda untuk membangun negeri ini dan untuk memproleh kemerdekaan. Biasanya kalo generasi muda itu motif ekonominya kecil (ga tahu sekarang hehehe mata duitan ya?).